Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Talkeetna, Pesona Gerbang Denali

Kompas.com - 26/05/2011, 10:57 WIB

Oleh: Harry Susilo

Talkeetna, Where The Road Ends and Life Begins. (Talkeetna, sebuah tempat di mana jalanan berakhir dan kehidupan dimulai)

Tulisan yang tertera pada stiker di sebuah kedai kopi tersebut cukup menggambarkan geliat Talkeetna, distrik kecil di Negara Bagian Alaska, Amerika Serikat, ketika musim panas dimulai. Artinya, dapur restoran mulai mengepul, kamar penginapan mulai penuh, dan toko cendera mata diserbu.

Wilayah seluas 107,74 kilometer persegi yang biasanya sepi senyap ini memang mendadak menjadi ramai saat musim panas tiba. Wisatawan dari berbagai pelosok AS, bahkan penjuru dunia, menghampiri Talkeetna untuk berlibur, mulai dari sekadar jalan-jalan, berkemah, memancing, arung jeram, bermain ski, keliling naik pesawat, sampai mendaki gunung.

Dari sekian banyak aktivitas yang bisa dilakukan di sekitar Talkeetna, mendaki gunung adalah yang paling favorit. Ini tak terlepas dari keberadaan puncak Denali (6.194 meter di atas permukaan laut), sebagai puncak tertinggi di kawasan Amerika bagian utara dan salah satu puncak tertinggi di dunia, yang jadi daya tariknya.

Karena letaknya, tak mengherankan jika Talkeetna kerap kali disebut sebagai pintu gerbang menuju Denali. Mayoritas pendaki Denali umumnya berdatangan pada akhir April hingga Juli yang juga berbarengan dengan kedatangan wisatawan lain. Selain Denali, sebenarnya ada juga gunung lain yang bisa dikunjungi dari Talkeetna, yaitu Gunung Foraker dan Hunter.

Meski menjadi daerah terdekat dari Taman Nasional Denali, Talkeetna sebenarnya masih berjarak cukup jauh. Jika ingin bertolak ke kamp utama (base camp) Denali, para pendaki mesti terbang sekitar 45 menit menggunakan pesawat kecil jenis Otter, Beaver, ataupun Cessna 185 yang khusus mendarat di salju.

Pertambangan emas

Talkeetna yang terletak sekitar 160 kilometer sebelah utara dari Anchorage, kota terbesar di Alaska, pada awal abad ke-20 adalah kota yang dipenuhi oleh pemburu emas akibat adanya kandungan emas di Lembah Susitna.

Kedatangan mereka diikuti oleh para penjerat binatang dan penjual bulu binatang. Daerah ini kian ramai oleh pendatang setelah Pemerintah AS memutuskan membangun rel kereta api yang membelah Alaska pada 1916.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com